
Pasar Gede Solo, yang terletak di jantung kota Solo, Jawa Tengah, dikenal sebagai pusat perdagangan yang kaya akan sejarah dan budaya. Salah satu daya tarik utamanya adalah berbagai kuliner tradisional yang menggugah selera, termasuk makanan lenjongan yang khas. Lenjongan adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada berbagai jenis jajan pasar yang terbuat dari bahan dasar ketan dan singkong. Makanan ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Solo, melambangkan warisan kuliner yang kaya dan keanekaragaman budaya yang ada di kota ini.
Jenis-jenis Lenjongan
Makanan lenjongan terdiri dari berbagai macam jenis, masing-masing memiliki cita rasa dan tekstur yang unik. Berikut adalah beberapa jenis lenjongan yang bisa ditemukan di Pasar Gede Solo:
1. Getuk: Terbuat dari singkong yang dikukus, dihaluskan, dan dicampur dengan gula. Getuk memiliki rasa manis dan tekstur yang lembut. Biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut di atasnya.
2. Klepon: Kue kecil berbentuk bulat yang terbuat dari tepung ketan dengan isian gula merah cair di dalamnya. Ketika digigit, gula merahnya akan meleleh di mulut, memberikan sensasi manis yang khas. Klepon biasanya dilapisi dengan kelapa parut.
3. Tiwul: Makanan yang terbuat dari tepung gaplek (singkong yang dikeringkan dan ditumbuk). Tiwul memiliki tekstur yang kasar dan rasa yang gurih, seringkali disajikan dengan parutan kelapa atau disiram dengan gula merah cair.
4. Gatot: Makanan ini dibuat dari singkong yang difermentasi dan dikeringkan, kemudian dikukus hingga empuk. Gatot memiliki rasa yang sedikit asam dan tekstur kenyal. Biasanya disajikan dengan kelapa parut dan taburan gula.
5. Sawut: Terbuat dari singkong yang diparut kasar, kemudian dikukus dan dicampur dengan gula merah. Sawut memiliki tekstur yang unik dan rasa manis yang khas.
6. Bubur Sumsum: Bubur yang terbuat dari tepung beras dan santan, disajikan dengan saus gula merah. Bubur sumsum memiliki tekstur yang halus dan rasa yang manis serta gurih.
Sejarah dan Budaya Lenjongan di Solo
Makanan lenjongan tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga mencerminkan sejarah dan budaya masyarakat Solo. Sejak zaman dahulu, lenjongan telah menjadi bagian dari tradisi kuliner Jawa. Setiap jenis lenjongan memiliki cerita dan makna tersendiri dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Solo.
Pasar Gede sendiri telah berdiri sejak tahun 1930 dan menjadi salah satu pasar tradisional terbesar di Solo. Pasar ini tidak hanya sebagai tempat transaksi ekonomi, tetapi juga sebagai pusat interaksi sosial dan budaya. Di sini, makanan lenjongan menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan, sering disajikan dalam berbagai acara adat dan perayaan.
Kenikmatan Kuliner yang Autentik
Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Pasar Gede Solo, mencicipi lenjongan adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan. Setiap jenis lenjongan menawarkan rasa dan tekstur yang berbeda, memberikan sensasi kuliner yang kaya dan beragam. Proses pembuatan yang masih tradisional memastikan bahwa setiap gigitan lenjongan memiliki cita rasa yang autentik dan menggugah selera.
Pasar Gede Solo juga menjadi tempat yang tepat untuk mengenal lebih dekat budaya dan tradisi masyarakat Solo. Melalui lenjongan, kita dapat merasakan bagaimana warisan kuliner ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, tetap lestari di tengah modernisasi zaman.
Lenjongan Pasar Gede Solo adalah bukti nyata kekayaan kuliner dan budaya Indonesia yang patut dilestarikan. Melalui makanan tradisional ini, kita dapat merasakan sentuhan sejarah dan kebudayaan yang kental. Bagi pecinta kuliner, mencicipi lenjongan di Pasar Gede Solo adalah sebuah keharusan, sebuah perjalanan rasa yang membawa kita lebih dekat dengan akar tradisi Jawa. Pasar Gede Solo bukan hanya sekadar pasar, tetapi juga penjaga warisan kuliner yang terus hidup dalam setiap gigitan lenjongan yang dinikmati. (bay)