
SENKOMNEWS.COM | JAKARTA – Pada Kamis (27/6/2024), Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso beserta jajarannya melakukan audiensi dengan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, yang akrab disapa Bamsoet. Pertemuan tersebut mengangkat isu penting mengenai melemahnya nilai-nilai kebangsaan di tengah derasnya arus globalisasi yang meresap ke dalam kehidupan bangsa Indonesia melalui media massa dan media sosial.
Bamsoet menyatakan bahwa ideologi Pancasila mengalami penggerusan signifikan akibat eksposur terhadap kehidupan Barat yang disebarluaskan oleh media berplatform penyiaran film internasional berbayar serta berbagai media massa lainnya. “Budaya tersebut dapat memberikan dampak buruk terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan bagi kehidupan generasi muda,” ujar Bamsoet.
Ia menekankan perlunya penebalan pemahaman kebangsaan di kalangan generasi muda agar nilai-nilai kebangsaan dan jati diri bangsa tidak luntur. Menurut Bamsoet, untuk mengantisipasi penggerusan ini, diperlukan program kebangsaan yang menekankan pentingnya NKRI di atas segala-galanya. “Akar permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia saat ini sering bermula dari mudahnya rakyat Indonesia diadu domba, yang berpotensi merusak tatanan kita sebagai bangsa dan negara,” lanjutnya.
Bamsoet juga menyampaikan bahwa masalah sosial yang tengah terjadi di Indonesia sangat kompleks dan menimbulkan masalah krusial lainnya. “Permasalahan seperti judi online, pinjaman online, dan krisis besar seperti yang terjadi pada tahun 1998 merupakan contoh dari gejolak sosial yang berujung pada kriminalisasi dan harus diantisipasi melalui kesadaran kebangsaan,” ungkapnya.
Selain membahas persoalan kebangsaan, jajaran pengurus DPP LDII dalam pertemuan tersebut memberikan usulan kepada MPR RI untuk mengadakan program “Sekolah Virtual Kebangsaan.” Program ini diyakini dapat mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan ke berbagai elemen masyarakat, mendukung implementasi Empat Pilar Kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta memberikan pemahaman pentingnya nilai-nilai kebangsaan dalam menghadapi arus globalisasi.
Bamsoet mengapresiasi inisiatif program ini dan berharap LDII dapat mempertebal nilai-nilai kebangsaan di kalangan generasi muda. “Kita masih tegak berdiri di sini karena kita mengamalkan Pancasila. Melalui program Sekolah Virtual Kebangsaan ini sangatlah bagus, dengan memaksimalkan teknologi sehingga penyebarannya dapat menjangkau berbagai belahan Indonesia,” jelasnya.
Sejalan dengan Bamsoet, KH Chriswanto Santoso menekankan bahwa generasi muda pada era digital ini sangat mudah mengakses internet dan bebas mengakses informasi tanpa batas. “Melalui program Sekolah Virtual Kebangsaan, kita dapat mulai menyosialisasikan dan meningkatkan kesadaran mengenai nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan. Karena yang perlu kita ketahui bersama, pembinaan kebangsaan ini menjadi penting karena generasi ini terus bersambung dan satu-satunya warga NKRI haruslah paham mengenai kebangsaan,” jelas KH Chriswanto.
Pada akhir diskusi, KH Chriswanto menyatakan bahwa LDII sebagai lembaga dakwah yang berbasis kebangsaan dapat terus menyosialisasikan nilai-nilai kebangsaan melalui “Sekolah Virtual Kebangsaan.” Nota kesepahaman mengenai program ini akan ditandatangani pada awal Agustus mendatang bersamaan dengan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dan program LDII “Kerja Bakti Nasional: Kerja Bersama, Bakti untuk Negeri.”
Dengan adanya program ini, diharapkan nilai-nilai kebangsaan dapat terus diperkuat di tengah arus globalisasi yang semakin deras, menjaga jati diri bangsa Indonesia tetap kokoh dan tidak tergerus oleh pengaruh luar. (*/bay)