
SENKOMNEWS.COM | Sukoharjo, (23/7/2024) – Menghadapi dampak kekeringan akibat cuaca panas musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo memberlakukan sistem droping air bersih. Setiap pengiriman bantuan air bersih ke warga terdampak wajib melaporkan sasaran pengiriman kepada BPBD Sukoharjo. Hal ini dilakukan untuk pendataan dan pemetaan wilayah kekeringan, memastikan pemerataan bantuan, dan sinkronisasi data.
Kepala BPBD Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo saat dikonfirmasi pada Senin (22/7/2024), menjelaskan bahwa droping air bersih sepenuhnya menjadi kewenangan Pemkab Sukoharjo dengan menunjuk BPBD dan PDAM sebagai pelaksana. Setiap kali musim kemarau datang, banyak warga dari sejumlah wilayah yang sering meminta bantuan air bersih ke Pemkab Sukoharjo. “Distribusi melalui daerah dapat terdata jelas. Namun, dalam pelaksanaannya, ternyata ada donatur yang melakukan droping air bersih secara mandiri tanpa melapor,” ujarnya.
Pentingnya Pelaporan untuk Data Valid
BPBD Sukoharjo meminta agar setiap donatur, baik itu swasta, kelompok, atau perorangan yang melakukan droping air bersih, melaporkan kegiatan mereka. “Ini sekadar informasi pendataan dan pemetaan saja demi data valid wilayah mana saja yang sudah kekeringan dan menerima air bersih. Apabila di sana sudah cukup, maka droping bisa dialihkan ke wilayah lain yang kurang,” tambah Ariyanto.
BPBD Sukoharjo sudah melakukan sosialisasi kepada pemerintah desa dan kecamatan, yang kemudian diteruskan ke tingkat RT dan RW. Hal ini penting agar tetap terjalin komunikasi dan koordinasi data dan peta penting droping air bersih. “Donatur misal mau melakukan droping air bersih langsung ke warga terdampak kekeringan dipersilahkan. Tapi ya tetap melapor ke BPBD Sukoharjo sekadar data dan peta saja,” jelasnya.
Pemantauan Wilayah Kekeringan
Saat ini, BPBD Sukoharjo terus melakukan pemantauan wilayah sebagai antisipasi dampak cuaca ekstrem. Petugas mendapatkan informasi secara lisan dari warga di Dukuh Tugusari, Desa Kamal, Kecamatan Bulu yang mengeluhkan kondisi debit air bersih di sumur rumah terus mengalami penurunan drastis. Jika kondisi ini berlanjut, warga dikhawatirkan akan kekurangan air bersih.
Warga yang terdampak telah melaporkan kondisi ini kepada Pemerintah Desa Kamal dan BPBD Sukoharjo. “Kami siap membantu dan masih menunggu proses surat resmi dari pihak warga dan desa. Selanjutnya menunggu persetujuan bupati dan air bersih bisa kami kirim ke sana,” lanjut Ariyanto.
Persiapan Droping Air Bersih
BPBD Sukoharjo telah melakukan pengecekan ke sumur di rumah warga dan sumber air bersih lainnya. Hasilnya, ditemukan penurunan debit air bersih yang signifikan. “Belum sampai kering total. Masih ada air di sumur di rumah warga, tapi debit air bersih terus turun dan dikhawatirkan akan kekurangan air bersih. Jadi sekarang tahap persiapan antisipasi droping air bersih,” ungkap Ariyanto.
Saat ini, diperkirakan ada sekitar 60 KK atau lebih dari 200 jiwa yang terdampak kekeringan di Dukuh Tugusari, Desa Kamal, Kecamatan Bulu. BPBD Sukoharjo berkomitmen untuk terus memantau dan memberikan bantuan air bersih kepada warga yang membutuhkan.
Dengan adanya sistem pelaporan ini, diharapkan distribusi air bersih dapat lebih merata dan data kekeringan di Sukoharjo lebih akurat. Pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk mengatasi dampak kekeringan yang terus melanda setiap musim kemarau. (bay)